Tanbihun.com — ALLAH mewajibkan kepada hamba-Nya yang mukmin supaya melaksanakan fardlu solat Jum’at,13) manakala sudah terhimpun syarat-syaratnya yang (secara teknis)
sudah diatur oleh para ulama mujtahid Muthlaq Fuqaha14) di dalam kitab karangannya.
Syarat-syarat kewajiban shalat Jum’at sebanyak tujuh perkara ialah:
Pertama, yang berkewajiban melaksanakan shalat Jum’at ialah orang yang beragama islam15). Tidak diwajibkan shalat Jum’at bagi orang kafir asli,16) tetapi
kelak disiksa di akhirat, karena meninggalkan kewajib-an shalat Jum’at, yakni meninggalkan Islam.17)
Kedua, yang berkewajiban melaksanakan shalat Jum’at ialah orang yang telah berusia baligh.18) Tidak diwajibkan shalat Jum’at bagi anak-anak, tetapi wali atau penggantinya berkewajiban mendidik terhadap anak-anak tentang tata cara shalat Jum’at dan meme-rintahkan kepadanya supaya melaksanakan shalat tersebut.19)
Ketiga, yang berkewajiban melaksanakan shalat Jum’at ialah orang yang berakal. Tidak diwajibkan shalat Jum’at bagi orang yang akalnya hilang, seperti karena gila, atau sebab lain yang tidak disengaja.20)
Keempat, yang berkewajiban melaksanakan shalat Jum’at ialah orang laki-laki. Tidak diwajibkan shalat Jum’at atas orang perempuan.21)
Kelima, yang berkewajiban melaksanakan shalat Jum’at ialah orang yang sehat jasmani dan rohani, lahir dan batin.22) Tidak diwajibkan shalat Jum’at atas orang yang sedang sakit (sebanding dengan kemudahan dalam meninggalkan shalat jama’ah lima waktu).
Keenam, yang berkewajiban melaksanakan shalat Jum’at ialah orang yang statusnya merdeka. Tidak diwajibkan atas orang yang statusnya hamba sahaya (abdun mamluk).
Ketujuh, yang berkewajiban melaksanakan shalat Jum’at ialah orang yang mukim. Mukim berarti seseorang bermaksud menginap di tempat kewajiban shalat Jum’at selama 4 hari 4 malam, atau karena suatu sebab hingga ia tinggal di tempat tersebut selama 4 hari 4 malam,23) walaupun tidak ada tujuan untuk itu. Tidak wajib shalat Jum’at atas orang bepergian (musafir).
13) Allah berfirman :
يايّهاالذين أمنوااذا نودي للصّلاة من يوم الجمعة فاسعوااليذكرالله وذروالبيع ذ لكم خيرلّكم ان كنتم تعلمون (الجمعه:9).
“Hai orang-orang mukmin, apabila diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan meninggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui (Q.S. al-Jumu’ah: 9).
الجمعة حق واجب علي كل مسلم في جماعة الا اربعة: عبدمملوك اوامرأة او صبي اومريض (رواه ابو داود).
Raulullah bersabda: “bahwa shalat Jum’at itu hak dan wajib atas setiap muslim dengan berjamaah, kecuali empat: hamba sahaya, wanita, anak-anak atau orang sakit”. (H.R. Abu Dawud).
صلاة الجمعة هي فرض عين عنذ إجتماع شرائطها (فتح المعين : 39)
Zainuddin al-Malibari berkata: “Bahwa shalat Jum’at itu ialah fardlu ain ketika sudah terhimpun syarat-syaratnya (Fath al-Muin: 39).
14) Mujtahid Muthlaq Fuqaha yang termashur ialah Imam Abu Hanifah (80-150 H.), Imam Malik bin Anas (95-179 H.), Imam Syafi’i (150-204 H.), dan Imam Ahmad Bin Hambal (164-241 H.). Adapun imam yang kurang masyhur ialah Imam Hasan Bashri (21-110 H.), Imam Sufyan Tsauri (97-121 H.), Imam Dawud Dhahiri dan Imam Ibrahim bin Yazid an- Nakha’i (Asn al-Maqashid: I/249).
15) Yang dimaksud Islam di sini ialah membaca dua kalimat syahadat merupakan rukun yang pokok (aqidah) di dalam Islam. Orang kafir asli atau murtad, jika mengucapkan dua kalimat syahadat sudah menjadi Islam. Dan apabila percaya dalam hati atas makna dua kalimat syahadat itu, maka ia sebagai orang mukmin dan adapun shalat, zakat, pula dan haji merupakan rukun kewajiban untuk menyempurnakan status keislaman seseorang. (lihat: Tafsir Jalalain: I/75, Marah Labid: I/167-168, Al-Wajiz:I/168, As-Shawi:III/230, 270,Tanwirul Miqbas:I/376, Al-Manar:V/348. Thanthawi:III/68, Al-Bajuri: II/266, Ibanatul Ahkam: III/282, Riyadhus Shalihin: 63, Taqrir: II/250, Al-Iqna’: II/250, Sulaiman Jamal:V/190, Al-Bajuri:II/391,392, Tuhfatul Murid: 22, Al-Ajhuri: 29, Sanusi: 52-53, Dalilul Falihin: IV/217-218, Fathul Mu’in: 128, Sulamut Taufiq: 3, Tanqihul Qaul: 25, Jauharatut tauhid: 129,Irsyadus Sari: I/146, Sulamul Munajah: 4, Irsyadul ‘Ibad: 3, Bughyatul Mustarsyidin: 297, Al-Mathari: 23, Ghayatul Bayan: 60, Ats-Simarulyani’ah: 3, Muhadzab: II/323, Nihayatuz Zain: 245 dan beberapa kitab lainnya.
16) Artinya orang yang memang berasal kafir atau keturunan dari orang kafir yang sama sekali belum pernah mengucap dua kalimah syahadah.
17) Syaikh Ahmad Rifa’i, Riayatul Himmah, Jilid I, Hal. 158 dan 212.
18) Berusia 15 tahun, bermimpi keluar mani setelah usia 9 tahun, keluar rambut atau bulu kemaluan (lelaki dan perempuan), keluar darah haid setelah usia 9 tahun (khusus perempuan). (Kasyifatu Syaja’: 16).
19) Firman Allah: “Dan perintahkanlah keluargamu mendiri-kan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (Surat Thoha: 132).
20) Apabila seseorang sengaja menghilangkan akalnya, maka ia berkwajiban shalat, tetapi tidak sah, karena diantara syarat-syarat sahnya shalat, adalah harus berakal pula.
21) Apabila orang perempuan mengerjakan shalat Jum’at dengan baik dan benar, maka memadailah dan dia tidak diwajib-kan mengulangi (mua’dah) shalat dhuhur.
22) Ialah penyakit tekanan mental, misalnya takut karena diancam akan dipermalukan, baik ketika di masjid atau ditengah perjalanan menuju ke tempat shalat Jum’at itu.
23) Syamsudin Ar-Ramli, Ghayatul Bayan Syarh Matan Ibn Ruslan, Maktabah Arafah, Bogor, hal. 138
Tidak ada komentar:
Posting Komentar